Menghormati Orang Tua Tanpa Mengabaikan Kebenaran
Jangan Diam Saja Ketika Orang Tua Salah!

Dalam budaya kita, orang tua sering dipandang sebagai sosok yang selalu benar dan tidak boleh dibantah. Sejak kecil, kita diajarkan untuk selalu patuh kepada orang tua, tanpa mempertanyakan apakah yang mereka katakan itu benar atau tidak. Hal ini menyebabkan banyak anak tumbuh dengan pola pikir bahwa orang tua adalah sumber kebenaran mutlak yang tak boleh dikoreksi.
Namun, dalam Islam, hubungan antara anak dan orang tua harus dijalani dengan keseimbangan. Menghormati dan berbakti kepada orang tua memang kewajiban yang tak bisa ditawar. Allah bahkan mengaitkan perintah berbakti kepada orang tua dengan tauhid dalam banyak ayat-Nya. Tapi, bukan berarti orang tua tidak bisa berbuat salah. Mereka juga manusia yang bisa keliru dalam bersikap, berpikir, atau berpendapat. Jika kesalahan itu terjadi, seorang anak tidak boleh hanya diam dan mengikuti begitu saja.
Diam dan pasif terhadap kesalahan orang tua bisa berdampak buruk, baik bagi anak maupun orang tua. Ketika anak selalu menurut tanpa berpikir, ia bisa terjebak dalam kesalahan hanya karena mengikuti orang tua. Di sisi lain, jika tidak ada yang mengingatkan, orang tua bisa terus berada dalam kesalahan tanpa menyadarinya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan pentingnya amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran), termasuk kepada orang tua.
Menegur Orang Tua dalam Al-Qur’an
Orang Tua Bisa Salah, Jangan Ikuti Kesalahan Mereka
Tidak bisa dipungkiri, setiap manusia bisa berbuat salah, termasuk orang tua. Namun, banyak keluarga yang menganggap bahwa orang tua selalu benar dan anak wajib menuruti mereka tanpa bertanya.
QS. Luqman (31): 15
“Dan jika keduanya (orang tuamu) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, tetapi pergaulilah keduanya di dunia dengan baik…”
Keadilan Harus Ditegakkan, Termasuk kepada Orang Tua
Sering kali, kita takut menegur orang tua karena merasa itu tidak sopan atau dianggap durhaka. Padahal, dalam Islam, menegakkan kebenaran adalah kewajiban bagi setiap Muslim, bahkan jika itu harus berhadapan dengan keluarga sendiri.
QS. An-Nisa’ (4): 135
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah, sekalipun terhadap dirimu sendiri atau terhadap kedua orang tua dan kaum kerabatmu…”
Hadis tentang Menegur Orang Tua yang Salah
Hadis tentang Kewajiban Amar Ma’ruf Nahi Munkar
HR. Muslim No. 49
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”
Hadis ini mengajarkan kepada kita bahwa menegur kemungkaran bukan hanya kewajiban, tetapi juga bagian dari iman. Jika kita melihat kesalahan, baik itu dari teman, keluarga, atau bahkan orang tua, kita seharusnya berusaha untuk mengubahnya dengan cara yang tepat. Tentunya, mengingatkan orang tua tentang kesalahan mereka harus dilakukan dengan cara yang penuh adab dan kasih sayang, bukan dengan cara yang kasar atau menyakitkan. Kita harus memperhatikan situasi dan kondisi, serta menggunakan kelembutan dalam memberikan masukan.
Hadis tentang Menasihati dengan Lemah Lembut
HR. Muslim No. 2594
“Sesungguhnya kelembutan itu tidaklah ada pada sesuatu melainkan ia akan memperindahnya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu melainkan akan memperburuknya.”
Kelembutan dalam menasihati adalah salah satu kunci utama dalam menyampaikan kebenaran, terutama kepada orang tua. Jika kita menggunakan kelembutan, maka apa yang kita sampaikan akan lebih mudah diterima. Sebaliknya, jika kita menyampaikan dengan kasar, yang ada hanya membuat hati menjadi keras dan menyebabkan konflik yang tidak perlu. Ini adalah prinsip yang harus kita pegang teguh, karena dalam setiap nasihat dan teguran, kelembutan selalu lebih memberikan dampak positif.
Hadis Nabi Ibrahim Menasihati Ayahnya
QS. Maryam: 43
“Wahai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.”
Dalam ayat ini, kita melihat bagaimana Nabi Ibrahim dengan penuh hormat dan kelembutan mengingatkan ayahnya, yang saat itu masih dalam kesesatan. Ini menunjukkan bahwa menegur orang tua atau orang yang lebih tua dari kita harus dilakukan dengan cara yang bijaksana, penuh hormat, dan tidak merendahkan. Nabi Ibrahim tidak langsung mengatakan bahwa ayahnya salah, tetapi dengan cara yang lembut ia mengundangnya untuk mendengarkan dan mengikuti petunjuk yang lebih baik.
Kesimpulan: Jangan Diam, tapi Tegurlah dengan Hikmah
Banyak anak yang hanya mengikuti perkataan orang tua tanpa berpikir kritis, padahal orang tua juga manusia yang bisa berbuat salah. Di sisi lain, banyak orang tua yang merasa selalu benar dan sulit menerima masukan dari anak.
Sebagai anak, kita wajib menegakkan kebenaran dengan cara yang bijak dan penuh adab. Islam mengajarkan bahwa menasihati orang tua bukanlah bentuk durhaka, tetapi justru bentuk kasih sayang dan kepedulian. Bagaimanapun orang tua kita bukanlah nabi atau rasul yang terjaga dari dosa lahir batinnya.
Tanpa disadari, ada anak-anak yang terjerumus dalam tipu daya iblis melalui orang tua mereka. Mereka menganggap orang tua selalu benar, seolah-olah seperti nabi atau rasul, ketika akal dan hati sudah tidak lagi digunakan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Meskipun secara lisan mereka tidak mengatakannya, sikap dan perbuatan mereka menunjukkan bahwa mereka memperlakukan orang tua seperti nabi dan rasul, yang seolah tidak mungkin salah.
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentangnya, maka janganlah engkau menaati keduanya, tetapi pergaulilah keduanya di dunia dengan baik…"
(QS. Luqman: 15)
Tips Menegur Orang Tua dengan Bijak:
- Gunakan bahasa yang sopan dan lemah lembut.
- Sampaikan dengan pendekatan emosional.
- Gunakan dalil jika memungkinkan.
- Pilih waktu yang tepat.
- Berdoa kepada Allah agar hati mereka dilembutkan.
Semoga kita semua bisa menjadi anak yang berbakti, namun tetap berpegang teguh pada kebenaran.
Wallahu a’lam.
Posting Komentar